Senin, 03 Oktober 2016

Proses Terjadi Kabut

Proses Terjadinya Kabut 

Di Bandara Djalaludin Gorontalo

          Kabut adalah titik titik air yang merupakan hasil kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terapung-apung di atmosfer dekat permukaan tanah. Kabut memiliki kemiripan dengan awan, namun hanya saja awan tidak menyentuh permukaan tanah atau bumi, sedangkan kabut sendiri menyentuh permukaan tanah atau bumi. Biasanya kabut terjadi di daerah yang dingin atau daerah yang tinggi.

       Untuk menghasilkan kondensasi atau sublimasi diperlukan tingkat kejenuhan udara yang tinggi, dimana kelembaban relatif mendekati atau sama dengan 100%. Kriteria yang digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah jika terlihat adanya partikel-partikel mikroskopis di udara permukaan dengan jarak pandang mendatar (Visibility)  kurang dari 1 Km dan nilai Kelembaban Relatif (RH) 98-100%. 

      Jenis jenis kabut
  • Kabut Adveksi : Kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melalui suatu permukaan yang memiliki suhu yang berbeda.
  • Kabut Frontal  : Kabut yang terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara yang berbeda temperaturnya.
  • Kabut Radiasi  : Jenis kabut yang terbentuk pada saat malam yang tenang dan bersih, saat tanah memancarkan kembali panas kedalam udara.
  • Kabut Gunung : Kabut yang terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lereng lereng gunung, udara dingin bergerak ke atas lereng hingga tidak sanggup menahan uap air, titik titik kabut kemudian terbentuk di sepanjang lereng gunung.
         Di wilayah Bandara Djalaludin Gorontalo pada bulan bulan tertentu seringkali kita jumpai adanya kabut tebal pada waktu subuh hingga menjelang matahari terbit. Hal ini bisa terjadi pada saat udara di sekitar wilayah bandara terasa sangat dingin, sementara di Danau Limboto udaranya hangat yang disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang terjadi pada siang harinya.

         Ketika udara hangat dan lembab yang berasal dari danau Limboto bergerak menuju ke arah bandara yang dinging, di lapisan inversi akan mengalami penurunan suhu sampai dibawah  titik embun, sehingga proses kondensasi membentuk kabut.


         Dari gambar di atas, ketika udara hangat dan lembab dari danau Limboto menuju kedarah Bandara yang dingin maka terbentuklah kabut disepanjang daerah yang dilaluinya. Sebaliknya bila udara hangat dan lembab dari danau limboto menuju kearah Kota Gorontalo, maka kabut tidak akan terbentuk karena udara di daerah Kota Gorontalo relatif hangat.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar